Gunung Andong Basecamp Gogik, Sejuta Pesona Dengan Pemandangan Indahnya

LiputanToday.com (Magelang) – Pendakian gunung saat ini memang banyak digemari masyarakat. Berbagai kalangan, terutama anak muda kebanyakan melakukan pendakian gunung.

Saat ini, terutama di akhir pekan pun gunung-gunung di Indonesia hampir selalu diserbu oleh ratusan pendaki. Terlebih gunung yang cocok untuk pendaki pemula, kondisi ramai seolah menjadi sebuah kebangaan di sana.

Kondisi Di Atas Puncak Gunung Andong

Salah satu gunung favorit para pendaki adalah Gunung Andong. Gunung dengan ketinggian 1.726 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini hampir pasti menjadi tujuan banyak pendaki ketika hari libur.

Gunung yang berada di perbatasan Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah ini memiliki pesona keindahan alam yang luar biasa.

Gunung Andong via Gogik, dengan medan yang mudah, masih alami dan singkatnya waktu tempuh menuju puncak menjadi alasan mengapa Gunung Andong digemari banyak orang untuk didaki. Hanya sekitar 30 menit sampai satu jam melangkah, pendaki sudah sampai puncak.

Awak media LiputanToday.com mencoba mendaki Gunung Andong, Minggu (16/06/2019). Begitu tiba di Basecamp pendakian Gunung Andong yang berlokasi di Dusun Gogik, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kondisi sekarang sudah ramai pendaki dengan kendaraan yang diparkir di tepi jalan.

Pendaki bisa langsung mendaki atau istirahat dan menata barang bawaan di basecamp maupun di rumah warga untuk tempat peristirahatan, Warga sekitar basecamp sangat ramah dengan pengunjung untuk rumahnya dijadikan sebagai tempat istirahat pendaki Gunung Andong.

Kondisi di puncak Gunung Andong sudah banyak orang karena banyaknya kendaraan yang diparkir malam ini, Kondisi tersebut membuat pendakian ke puncak lebih baik dilakukan dini hari sehingga tidak perlu mendirikan tenda di puncak.

Menjelang dini hari, kondisi basecamp semakin ramai, Ternyata banyak orang yang memutuskan untuk mendaki pada dini hari. Kondisi basecamp pun menjadi begitu ramai oleh para pendaki, Tidur pun rasanya tidak mungkin karena suasana yang ramai.

Sekitar Pukul 02.00 hingga 04.00 WIB, ternyata ada banyak pendaki yang mulai mendaki, Kondisi yang masih gelap membuat para pendaki harus menyalakan senternya untuk menerangi jalan.

Dibeberapa titik terdapat dua pos pendakian yang harus dilalui pendaki, Setiap pos dilengkapi dengan shelter untuk beristirahat dan tempat duduk. Bahkan di pos I terdapat ornamen tulisan “GUNUNG ANDONG” Kira-kira dengan lebar tiap hurufnya 2 meter, cocok untuk menjadi spot foto buat pendaki yang ingin mengabadikan momen di Gunung Andong.

Puncak Gunung Andong tidak lagi jauh. Hanya satu tanjakan terakhir, maka pendaki akan tiba di puncak Gunung Andong yang memanjang dari barat ke timur. Saat hari libur, wilayah datar di puncak semuanya hampir ditempati oleh ratusan tenda pendaki.

Dengan ramainya, pendaki yang ingin berjalan sampai ke patok penanda Puncak Gunung Andong harus mencari celah jalan di antara tenda. Terkadang jika pendaki dari arah berlawanan berpapasan, terjadilah kemacetan.

Jika berharap mendapat ketenangan yang berpadu dengan nyanyian alam, maka hal itu tidak akan bisa ditemukan di Gunung Andong saat hari libur. Meski demikian, keindahan panorama yang tersaji tetap menawan, entah ketika ramai atau sepi.

Salah satu pendaki asal Wonogiri, Nur Rohmi Aida saat ditemui media LiputanToday.com di puncak Gunung Andong mengungkapkan rasa kebingungan dan bahagia saat sampai di puncak.

“Tidak sangka saja gunung seramai itu. Seperti pasar malam, tetapi tetap asik juga. Pemandangannya bagus,” Terang Rohmi.