LiputanToday.com (Jakarta) – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan tinggi atau rendahnya peradaban bangsa melalui kunjungannya sejarah. Jejak sejarah menunjukkan, Indonesia adalah bangsa besar dengan tingkat peradaban yang tinggi. Ada begitu banyak maha karya di berbagai bidang yang dihasilkan leluhur dan semua yang diperoleh sebagai warisan budaya dunia.
“Banyak maha karya sastra dunia yang sangat menarik dilihat dari Indonesia. Salah satunya I La Galigo. Berganti tahun, ditulis di daun lontar dalam bahasa Bugis kuno. Panjang naskahnya 6.000 halaman, melampaui cerita Mahabrata dan Bharata Yudha. Sangat luar biasa. Mungkin banyak yang belum tahu, bahkan di Indonesia juga belum populer. Tapi dunia Internasional sangat mengagumi karya ini,” Ujar Bamsoet usai menerima pengurus Ciputra Artpreneur, di Ruang Kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila mendukung semua upaya untuk mendukung peradaban Bangsa Indonesia dihadapan bangsa-bangsa di dunia. Dihadiri Ciputra Artpreneur dengan mementaskan I La Galigo, yang akan diselenggarakan pada tanggal 3, 5, 6, dan 7 Juli 2019 di Ciputra Artpreneur Theatre, Jakarta.
“Saya mengundang semua pihak mendukung pementasan maha karya sastra ini. Jika bukan dimulai dari Bangsa Indonesia sendiri, siapa lagi yang akan bisa memenangkan warisan nasional leluhur kita? Mengapa K-Pop bisa jadi menjamur dimana-mana, karena didukung oleh penduduk dan pemerintahnya. Kesadaran untuk mencintai budaya yang ada harus kita tanamkan dari sekarang,” Jelas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, I La Galigo adalah pementasan panggung yang naskahnya diadaptasi dari Sureq Galigo, naskah Bugis kuno yang berasal dari abad ke-14. Sureq Galigo telah menerima UNESCO sebagai Memori Warisan Dunia.
“Tak hanya itu, pengakuan dunia terhadap I La Galigo juga datang dari berbagai bentuk lainnya. Saat dimainkan di festival Linclon Center pada pertengahan 2005 di New York Amerika Serikat, Edward Rothstein dari The New York Times diterima sebagai karya teater musik yang sangat indah. Pementasannya juga sudah dilakukan di 9 Negara dan 12 Kota dunia, seperti Het Muziektheater Amsterdam, Forum Universal de Cultures Barcelona, Les Nuits de Fourviere Perancis, ” Urai Bamsoet.
Karenanya, Bendahara Umum DPP Partai Golkar periode 2014-2016 ini menilai tanggapan masyarakat terhadap pementasan I La Galigo di Jakarta harus bagus, melawan respons warga dunia lain. Memungkinkan saya La Galigo bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
“Jika pementasan ini sukses, bisa menginspirasi dan memacu semangat produser lainnya untuk mementaskan cerita rakyat dalam panggung pertunjukan. Panggung pertunjukan kita akan dimeriahkan oleh khazanah budaya nusantara, Bukan sebaliknya disemarakan oleh budaya asing yang bisa saja tidak bertentangan dengan jati diri dan identitas Bangsa Indonesia,” Pungkas Bamsoet. (Kiki/Psp).